logo

logo
Selamat Datang di Portal Pendidikan

Sejarah Perkembangan dan Cara Penyebaran Islam di Indonesia



Proses Masuknya Islam di Indonesia


Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia di Medan (1963 M) dan di Banda Aceh (1978 M) menghasilkan 3 butir kesimpulan:
1)      Islam masuk ke Indonesia sejak abad 1 Hijriyah (VII M)
2)      Islam masuk ke Indonesia langsung dari Makkah, tidak melalui India
3)      Madzhab Syafi’i merupakan madzhab yang mewarnai Islam di Indonesia

Hasil seminar ini dikuatkan dengan bukti-bukti sebagai berikut:

  1. Pada tahun 651 M, Khalifah Utsman mengirimkan delegasi ke China untuk memperkenalkan Daulah Islam. Delegasi tsb. sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera.
  2. Thomas Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam menyatakan bahwa tahun 684 M di pantai barat Sumatera terdapat perkampungan arab.
  3. Berita dari Dinasti Tang (China) yang menyebutkan adanya ekspansi orang-orang Ta Cheh (Sebutan untuk orang Arab) pada tahun 674 M terhadap Kerajaan Holing (Kalingga) yang dipimpin oleh Ratu Shima.
  4. Menurut pendapat HAMKA berdasarkan hikayat raja-raja Pasai menyebutkan bahwa Syekh Ismail yang berangkan menuju Samudera Pasai bertemu dengan Sultan Muhammad (keturunan Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq) di Malabar. Keduanya menuju Samudera Pasai dan bertemu Meurah Silu, yang setelah masuk Islam mengganti namanya dengan Malik as-Saleh. Gelar al-Malik adalah gelar yang sering digunakan raja-raja Mesir.
  5. Di Negara Arab pada abad VII dan VIII M telah berkembang madzhab, salah satunya adalah madzhab Syafi’i. Orang-orang yang datang ke Indonesia untuk menyebarkan Islam sebagian besar pengikut madzhab Syafi’i yang berhaluan ASWAJA.


Para pakar sejarah berbeda pendapat mengenai siapa dan dari mana Islam dibawa ke Indonesia. Berikut di antaranya:

  • Snouck Hourgronje da Moquette dari Belanda berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat (India) berdasarkan penemuan beberapa batu nisan yang ditemukan, seperti makam Maulana Malik Ibrahim (Gresik) yang memiliki kesamaan bentuk dengan batu nisan di Cambay (Gujarat). Soetjipto Wirjosoeparto juga sependapat, dibuktikan dengan salah satu makam raja Islam Samudera Pasai yang dibuat dari marmer buatan Gujarat.
  • Hoesein Djajadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui Persia (Iran). Buktinya adalah ejaan dalam tulisan arab diistilahkan dengan bahasa Iran, yaitu jabar (zabar) untuk menyebut fathah, jer (zer) untuk menyebut kasrah dan pes (pjes) untuk menyebut dhammah, penulisan huruf sin yang tidak bergigi, serta pemakaian gelar Syah bagi raja pada abat XV.
  • Alwi Shihab berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh pedagang sufi – Muslim Arab yang memasuki Cina lewat jalur bagian barat. Hal ini berdasarkan berita dari Dinasti Tang (Cina) yang menyatakan adanya pemukiman sufi Arab di Cina yang penduduknya diizinkan oleh penguasa untuk sepenuhnya menikmati kebebasan beragama. Kata Cina yang dimaksud adalah gugusan pulau-pulau di timur, termasuk Nusantara.
  • H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui Mesir dan Makkah, yang didasarkan pada hikayat raja-raja Pasai dalam sejarah Melayu.


Perkembangan Islam di Indonesia
Para sejarawan secara umum berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke VII. Hal ini didasarkan pada perkembangan perdagangan dan pelayaran di perairan laut sekitar kepulauan Indonesia. Di pulau Sumatera, secara spesifik disebutkan bahwa Islam masuk pada abad ke VII sebagaimana pendapat Sayyid Alwi Bin Thahir al-Haddari Mufsi bahwa Islam masuk ke Sumatera pada tahun 650 M. Zaenal Arifin Abbas pun sepakat, ia menjelaskan bahwa pada tahun 684 M, seorang pemimpin Arab Islam yang berangkat ke Tiongkok telah memiliki pengikut di Sumatera Utara. Kota pelabuhan yang disinggahi adalah Barus yang terletak di sisi barat Sumatera, selanjutnya ke pesisir timur seperti Lamuri, Perlak, dan Samudera Pasai.
Ulama yang menyebarkan agama Islam di Sumatera Barat di antaranya adalah Syekh Baharuddin, sementara yang menyebarkan Islam ke Sumatera Selatan adalah Raden Rahmat dan raja Minak Kumala Bumi (Lampung)
Perkembangan Islam di Jawa ditandai dengan catatan-catatan sejarah berikut:
  • Datangnya utusan Raja Ta Cheh ke Kerajaan Kalingga (Jepara) pada tahun 674-675 M. Menurut Hamka, raja Ta Cheh adalah raja Arab Islam yag mengirimkan utusan untuk mengunjungi kerajaan tsb yang dipimpin Ratu Sima. Adapun tujuannya adalah untuk melihat keadaan sebenarnya tentang situasi keamanan, kemakmuran, dan keadilan negeri tsb.
  • Adanya makam Fatimah binti Maimun bin Bibatullah yang tertulis angka tahun Hijriyah 475 H/ 1082 M di desa Leran, Gresik.
  • Prabu Mudingsari dari Pajajaran telah masuk Islam pada tahun 1190 yang memiliki sebutan Haji Purba.
Masa perkembangan Islam di Jawa di bawah pimpinan Walisongo, menyebarkan Islam dengan cara damai melalui jalur pendidikan, sosial-politik, ekonomi, dan kebudayaan. Tatanan sosial keagamaan dan pemerintahan lambat laun terbentuk dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Demak, Pajang, mataram, Banten, dsb. Berikut ini adalah nama-nama Walisongo dan wilayah dakwahnya.
1)      Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) di Leran, Gresik.
2)      Sunan Ampel (Raden Rahmat) di Ampel Denta (Surabaya).
3)      Sunan Giri (Raden Paku/ M. Ainul Yaqin/ Jaka Samudra) di Sidomukti, selatan Gresik.
4)      Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim) di Bonang, Kediri, Tuban, Lasem, Rembang.
5)      Sunan Kalijaga (Raden Said) di pesisir utara Jawa Tengah (Demak)
6)      Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Pesisir Cirebon, Pasundan/ Priangan, Banten.
7)      Sunan Drajat (Raden Qosim/ R. Syaifuddin) di Pesisir Gresik, Lamongan.
8)      Sunan Kudus (R. Ja’far Shodiq) di Kudus, Sragen, Gunung Kidul.
9)      Sunan Muria (R. Umar Sa’id) di Muria (Kudus), Jepara, Tayu, Juwana (Pati)

Pada masa penjajahan Hindia Belanda, para ulama menggunakan strategi politik non-cooperatif, yaitu dengan cara menolak bekerjasama dengan pemerintah Belanda, mengambil jarak pemisah dalam menentukan langkah positif untuk menyelamatkan umat dan generasi bangsa dari imperialisme. Pasca kemerdekaan, pada ulama Indonesia khususnya yang tergabung dalam organisasi NU memproklamirkan Resolusi Jihad demi utuhnya NKRI pada tanggal 21 Oktober 1945.

Cara Penyebaran Islam di Indonesia
Share this post :

Posting Komentar

PAPAN PENGUMUMAN

Agenda MTsNU Tanjunganyar Bulan April:
  1. Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) (2-6)
  2. Ujian Madrasah (9-13)
  3. Peringatan Isra' Mi'raj (15)
  4. Tryout Kabupaten (16-19)
  5. Ujian Nasional (23-26)

Statistik Blog

 
Support : MTsNU | DownloadRPP | BerintaNanggroe
Copyright © 2015. MTs. Nurul Ulum - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Modified by MTsNU
Proudly powered by Blogger