Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Islam/ Hijriyah.
Penamaan Muharram dipopulerkan oleh Kakek Kelima Nabi Muhammad SAW yaitu Kilab
pada tahun 412 M. Penamaan Muharram atau Bulan Haram digunakan karena pada
bulan tersebut, umat manusia –khususnya Islam dilarang saling membunuh.
‘Asyura berasal dari kata ‘asyara, artinya bilangan sepuluh.
Secara istilahi
Puasa ‘Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram
pada Kalender Islam Hijriyah. Tahun 1437 H ini hari 'Asyura bertepatan pada
Hari Jumat 23 Oktober 2015 M. Hukum puasa Asyura adalah sunnah; maksudnya
sangat dianjurkan dan berpahala bagi yang mengerjakannya namun tidak berdosa
bagi yang tidak mengerjakannya. Selain disunnahkan berpuasa, pada bulan ini
kita juga dianjurkan untuk mengerjakan amaliyah-amaliyah lain yang positif
seperti shalat sunnah, bersedekah, menyantuni anak yatim, menziarahi orang
shalih, memotong kuku, memakai celak, mandi sunnah, dsb. Dalam kitab
Nihayatuz Zain hal. 196 disebutkan :
وَنُقِلَ عَنْ بَعْضِ اْلأَفَاضِلِ
أَنَّ اْلأَعْمَالَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اثْنَا عَشَرَ عَمَلاً: الصَّلاَةُ،
وَاْلأَوْلَى أَنْ تَكُوْنَ صَلاَةُ التَّسْبِيْحِ، وَالصَّوْمُ، وَالصَّدَقَةُ،
وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَاْلاِغْتِسَالُ، وَزِيَارَةُ الْعَالِمِ
الصَّالِحِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ، وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ،
وَاْلاِكْتِحَالُ، وَتَقْلِيْمُ اْلأَظَافِرِ، وَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ اْلإِخْلاَصِ
أَلْفَ مَرَّةٍ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ. وَقَدْ وَرَدَتْ اْلأَحَادِيْثُ فِي الصَّوْمِ
وَالتَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ. وَأَمَّا غَيْرُهُمَا فَلَمْ يَرِدْ فِي
اْلأَحَادِيْثِ. وَقَدْ ذَكَرَ إِمَامُ الْمُحَدِّثِيْنَ ابْنُ حَجَرٍ
الْعَسْقَلاَنِيِّ فِيْ شَرْحِ الْبُخَارِيْ كَلِمَاتٍ مَنْ قَالَهَا فِيْ يَوْمِ
عَاشُوْرَاءَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ، وَهِيَ: سُبْحَانَ اللهِ مِلْءُ الْمِيْزَانِ
.... إِلى أن قال: وَنَقَلَ سَيِّدِيْ عَلِيْ اْلأَجْهُوْرِيْ أَنَّ مَنْ قَالَ
يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ سَبْعِيْنَ مَرَّةً: حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ، كَفَاهُ اللهُ تَعَالَى شَرَّ ذَلِكَ
الْعَامِ.
Artinya :
"Diriwayatkan
dari sebagian orang-orang yang mempunyai sifat utama bahwa amalan pada hari
asyura'/10 Mkuharram itu ada dua belas macam, yakni : shalat, -yang afdlol
shalat tasbih- puasa, bersedekah, membuat anggota keluarga merasa gembira,
mandi, manziarahi orang alim/orang shalih, menjenguk orang sakit mengusap
kepala/menyantuni anak yatim, memakai celak, memotong kuku, membaca surat
al-Ikhlash 1.000 x dan silaturrahim. Mengenai anjuran puasa dan membuat gembira
kepada anggota keluarga ada hadits yang menerangkannya. Selain dua hal tersebut
tidak ada hadits yang menerangkannya. Imam Ibnu Hajar menyebutkan bahwa barang
siapa yang membaca kalimat ini pada hari Asyura', maka hatinya tidak mati,
yaitu subhanallah mil'al mizan dan seterusnya. Sayyid Al-Ajhuri meriwayatkan
bahwa barang siapa yang membaca hasbiyallah wani'mal wakil, ni'mal maula wa
ni'man nashir 70 x pada hari Asyura' maka Allah akan menghindarkan orang
tersebut dari keburukan dalam tahun ini.
Mengenai puasa sunnah di bulan Asyura, kita
juga disunnahkan untuk menjalankan puasa di hari sebelum hari Asyura, yaitu
tanggal 9 Muharram yang dikenal dengan Hari Tasu’a yang berarti Sembilan. Hal
ini didasarkan pada hadits Nabi yang dimuat dalam kitab Asnal Mathalib fi
Ahaditsa Mukhtalifatil Maratib juz II hal 586 berikut:
(أَحَادِيْثُ فَضْلِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ)
ثَبَتَ مِنْهَا أَحَادِيْثُ الصِّيَامِ، فَفِي الْبُخَارِي وَمُسْلِمٍ عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ تَصُوْمُهُ
قُرَيْشٌ فِيْ الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَصُوْمُهُ فِيْ
الْجَاهِلِيَّةِ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِيْنَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ،
فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ عَاشُوْرَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ
شَاءَ تَرَكَهُ. وَأَمَّا حَدِيْثُ التَّوْسِعَةِ وَلَفْظُهُ: مَنْ وَسَّعَ عَلَى
عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ سَنَتِهِ كُلِّهَا،
فَفِيْهِ خِلاَفٌ.
Artinya :
"(Beberapa
hadits tentang keutamaan hari Asyura') Telah tercatat dalam beberapa hadits
antara lain tentang puasa (Asyura'). Dalama kitab shahih Bukhari dan Muslim
dari A'isah ra, dia berkata : bahwa kaum Quraisy di zaman Jahiliyah berpuasa
pada hari Asyura'. Rasulullah SAW. juga berpuasa pada hari itu. Sewaktu beliau
hadir/hijrah ke Madinah masih juga beliau melakukan dan memerintahkan puasa
Asyura' tetapi ketika puasa Ramadlan telah diwajibkan, beliau meninggalkannya,
barang siapa menghendaki puasa disilahkan berpuasa, dan barang siapa yang
menghendaki tidak berpuasa boleh meninggalkannya. Adapun hadits
"tausi'ah" yang lafdznya : barang siapa membuat gembira kepada
keluarganya pada hari Asyura', maka Allah akan memberikan kelapangan kepadanya
sepanjang tahun. Hadits tersebut masih diperselisihkan oleh para ahli hadits
tentang keshahihannya.
Jadi himbauan
untuk anak Santri MTs Nurul Ulum untuk melaksanakan puasa sunnah Hari Tasu’a
dan Asyura beserta amaliyah positif lainnya untuk mendapatkan keberkahan dan
keutamaan di bulan Muharram ini. Semoga kita semua selalu diberi limpahan
rahmat oleh Allah SWT dan diampuni dosa-dosa kita setahun yang telah lampau. Amin.
Sumber: NUOnline, Ahlussunnah Wal Jamaah
Posting Komentar