[Nurul Ulum, Tanjunganyar] Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau biasa dikenal dengan Maulid Nabi sudah menjadi tradisi keagamaan yang dipraktekkan para ulama salafus shalih ratusan tahun yang lalu. Pembacaan maulid dan shalawat tidak bisa lepas dari rangkaian kegiatan peringatan ini. Dengan berpedoman pada dasar sunnah, atsar, maupun khabar serta petunjuk ulama, umat Islam khususnya warga nahdliyin melaksanakan tradisi maulid Nabi yang acap kali disebut-sebut sebagai bidah. Tentunya praktek maulid memiliki dasar hukum yang melandasinya sebagai bagian dari ibadah (Bidah Hasanah) sebagaimana yang tertera pada kitab-kitab kuning (lebih jelasnya bisa dilihat di referensi sini)
MTs Nurul Ulum sebagai lembaga pendidikan Islam yang menjunjung tinggi paham ahlussunnah wal jamaah tidak ketinggalan untuk merayakan dan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini. Ahad ini (27/1/2013), pengurus OSIS bekerjasama dengan pembina melaksanakan program tahunan mereka, yakni perayaan Maulid Nabi. Dengan format acara yang sederhana, namun sarat makna penuh rasa khidmat. Acara tersebut dimulai dengan pembukaan, pembacaan tahlil sampai pada pembacaan maulid al-Barzanji yang disampaikan oleh siswi MTs Nurul Ulum. Acara semakin memuncak ketika lantunan shalawat mengalir dari mulut ke mulut ketika Mahalul Qiyam (Serakalan), yakni posisi berdiri usai membaca bait yang menceritakan kelahiran Nabi. Sebagaimana keterangan ulama, bahwasanya Nabi Muhammad akan berkunjung di majelis maulid tatkala pada posisi serakalan.
Acara dilanjutkan sambutan yang disampaikan oleh Kepala Madrasah yang diwakilkan oleh Waka. Sarpras, Bp. K. Nurkhamid. Beliau memberikan nasehat-nasehat yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, baik tentang kedisiplinan, kerapian, maupun kesopanan. Selain itu masalah administrasi dan keuangan siswa yang belum dilunasi untuk segera ditanggapi. “Tak lupa kepada kelas IX untuk meningkatkan intensitas belajar mereka mengingat tinggal beberapa bulan lagi akan memasuki masa ujian.” Tutur beliau mengakhiri sambutannya.
Adapun Mauidzoh Hasanah yang menjadi urutan acara selanjutnya disampaikan oleh K. Basri Badawi. Sebelum beliau menyampaikan materi ceramah, para siswa diberi instruksi untuk meresume hasil mauidzoh tersebut sebagai tugas. Tugas tersebut nantinya dikumpulkan kepada Waka Kesiswaan, Ibu Peni Premiana sebagai bukti presensi mereka. Ceramah dimulai dengan cerita mengenai profil Nabi. Bpk. Basri menceritakan silsilah dan kedudukan Nabi SAW sebagai Sayyidul Awwalin wal Akhirin. Yakni, Nabi Muhammad adalah Nabi yang diciptakan pertama kali dalam bentuk Nur sebelum bumi seisinya ada. Namun, beliau dilahirkan dan diutus sebagai penutup para Utusan dimana tidak ada Nabi lagi setelah risalahnya.
“Yang bisa kita lakukan sebagai bentuk kecintaan kita pada beliau adalah dengan mengikuti majelis maulid dan shalawat seperti ini. Di samping itu, kita harus berusaha semampu kita memposisikan beliau sebagai idola dan teladan kita. Ikuti semua sunnah dan ajarannya.” Tegas Bpk Basri. Sebagai seorang pelajar, tentunya kita dapat meniru amalan beliau yakni dengan belajar menuntut ilmu. Sebagaimana Beliau pernah bersabda, barang siapa menginginkan dunia maka raihlah dengan ilmu, barang siapa menginginkan akhirat raihlah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya raihlah dengan ilmu. Acara Maulid ini ditutup dengan pembacaan doa yang dibacakan oleh Bpk. Abdurrohman. [ ]
Posting Komentar