Dewasa ini, pendidikan karakter menjadi modal penting dalam
mengatasi problematika yang dihadapi negeri ini. Masih teringat dengan kasus
siswa SMA yang menyiramkan air keras kepada penumpang kendaraan umum yang tidak
lain adalah siswa dari SMA lain. Karena motif balas dendam, para siswa seperti
kehilangan akal sehat dan kepribadiannya, sehingga melakukan tindakan yang bisa
membahayakan orang lain. Tampaknya, ada sisi moralitas yang hilang dari peserta
didik yang harus segera ditanggulangi supaya kasus semacam ini tidak terulang
kembali.
Penanaman karakter sejak dini sangatlah penting untuk
membekali peserta didik agar kelak mereka mampu berprilaku dan bermasyarakat
secara baik. Termasuk dalam proses belajar mengajar, hendaknya penanaman nilai
dilaksanakan disamping proses transfer of knowledge. Melalui pendekatan
kultural, penanaman karakter sejak dini akan lebih efektif, sambil menumbuhkan
rasa cinta peserta didik terhadap budaya bangsa. Salah satunya adalah pelajaran
bahasa Jawa, yang didalamnya tidak hanya mempelajari sastra dan adat istiadat
Jawa, tetapi juga filosofi dan nilai hidup yang dipegang teguh oleh masyarakat
Jawa.
Melalui pembiasaan berbahasa krama kepada orang yang lebih
tua, akan menumbuhkan rasa hormat siswa. Selain itu, beragam dongeng dan cerita
pewayangan juga bisa digunakan untuk menggambarkan sosok yang bisa dijadikan
suri tauladan bagi peserta didik. Yang tidak kalah pentingnya adalah, penanaman
prinsip hidup Jawa yang tergambar dalam sastra, baik dalam lirik lagu Macapat,
paribasan, serta beragam unen-unen yang mencakup seluruh aspek perbuatan
manusia. Beragam pepatah Jawa seperti: Sapa Jujur Bakal Makmur, Ana Catur
Mungkur, Aja Dumeh, dan lain sebagainya tidak hanya menuntut siswa untuk
hafal dan mengerti maksudnya. Peserta didik juga dituntut bagaimana menerapkan
prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dengan beragam ilustrasi dan
contoh konkret yang diberikan oleh guru. Oleh karenanya, salah satu misi guru
bahasa Jawa adalah menghilangkan stereotype yang kini menjangkit masyarakat
Jawa: “wong Jawa nanging ora Njawani”
Posting Komentar